Langsung ke konten utama

Unggulan

Pengaruh Internet of Things (IoT) dalam Kehidupan Sehari-hari

Pernahkah kamu membayangkan sebuah kulkas bisa memberi tahu kapan susu di dalamnya habis? Atau lampu rumah yang bisa menyala sendiri ketika kamu pulang malam? Hal-hal yang dahulu hanya bisa kita temui di film fiksi ilmiah, kini benar-benar terjadi berkat hadirnya teknologi bernama Internet of Things, atau yang lebih akrab disebut IoT. IoT, secara sederhana, adalah sebuah konsep di mana benda-benda di sekitar kita—seperti kulkas, AC, jam tangan, bahkan sepatu—dihubungkan ke internet dan bisa saling berbicara satu sama lain. Mereka bisa mengumpulkan data, mengirimkan informasi, dan bahkan mengambil keputusan sederhana secara otomatis. Menarik, bukan? Mari kita lihat bagaimana IoT memengaruhi kehidupan kita sehari-hari: Rumah yang Semakin Cerdas Dulu, jika ingin menyalakan AC, kita harus berjalan ke unitnya dan menekan tombol. Sekarang, berkat IoT, kamu bisa menyalakan AC lewat aplikasi di smartphone, bahkan ketika kamu masih di kantor. Lampu bisa mati secara otomatis saat tidak a...

Perang di Era AI: Pandangan Mahasiswa Kampus Impian tentang Etika Penggunaan Drone

Di era modern ini, teknologi berkembang sangat pesat, dan salah satu teknologi yang cukup menonjol adalah drone. Dulu, drone hanya dikenal sebagai alat untuk mengambil gambar dari udara atau sekadar mainan canggih. Tapi kini, drone juga digunakan dalam berbagai bidang serius, termasuk militer.

Drone militer bukan sekadar alat terbang biasa. Mereka bisa digunakan untuk memata-matai, menyerang, dan melakukan berbagai misi tanpa harus mengirim manusia langsung ke medan perang. Di sinilah muncul banyak perdebatan tentang etika. Apakah pantas kita mempercayakan keputusan sebesar “menyerang” kepada mesin?

Sebagai mahasiswa dari kampus impian, yang kerap berdiskusi tentang masa depan teknologi dan tanggung jawab sosial, banyak dari kami mulai mempertanyakan: di mana batas antara kemajuan dan kemanusiaan?

Keunggulan dan Dilema Drone

Tidak bisa dipungkiri bahwa drone memberikan efisiensi tinggi dalam dunia militer. Mereka bisa menjelajah daerah berbahaya, mengurangi risiko korban jiwa dari pihak tentara, serta memberikan kecepatan dalam pengambilan keputusan.

Namun di sisi lain, penggunaan drone untuk peperangan menimbulkan banyak pertanyaan. Siapa yang bertanggung jawab jika drone menyerang target yang salah? Bagaimana jika sistem AI dalam drone mengalami kesalahan teknis? Apakah kita sudah benar-benar siap menyerahkan keputusan penting itu pada algoritma?

Pandangan Mahasiswa Kampus Impian

Sebagian mahasiswa melihat teknologi ini sebagai langkah maju. Bagi mereka, selama drone digunakan dengan hati-hati dan diawasi manusia, maka manfaatnya bisa sangat besar. Terutama dalam misi penyelamatan atau pengawasan wilayah konflik tanpa harus mempertaruhkan nyawa manusia.

Namun tidak sedikit pula yang merasa khawatir. Mereka menyoroti bahaya ketika teknologi terlalu cepat digunakan tanpa payung hukum dan etika yang jelas. Ada juga yang mempertanyakan: jika semua negara berlomba-lomba membuat drone tempur, apakah itu akan membawa perdamaian atau justru memicu perlombaan senjata versi baru?

Etika dan Regulasi Harus Jalan Bersama

Mayoritas mahasiswa sepakat bahwa kemajuan teknologi seperti drone harus diimbangi dengan peraturan yang ketat. Tidak cukup hanya sekadar bisa membuat, tetapi juga harus tahu kapan, di mana, dan untuk apa drone itu digunakan.

Kampus sebagai pusat ilmu dan moral harus berperan aktif dalam membentuk pandangan kritis terhadap teknologi. Mahasiswa harus dilatih untuk berpikir tidak hanya soal kehebatan teknis, tapi juga soal tanggung jawab sosial dan dampak kemanusiaan.

Penutup

Perang di era AI bukan sekadar soal mesin melawan mesin. Di balik setiap teknologi, ada manusia yang memutuskan cara menggunakannya. Drone hanyalah alat, dan manusialah yang menentukan apakah alat itu digunakan untuk menyelamatkan atau justru menghancurkan.

Mahasiswa sebagai generasi penerus punya peran penting dalam mengawal etika pemanfaatan teknologi. Kampus bukan hanya tempat belajar membuat drone, tetapi juga tempat belajar menjadi manusia yang bijak.

Komentar

Postingan Populer